Selasa, 27 November 2018
berita
SETELAH empat tahun fokus membangun fondasi ekonomi dengan berbagai proyek infrastruktur, mulai tahun depan pemerintah akan fokus pada percepatan pembangunan sumber daya manusia (SDM).
Demikian diungkapkan Presiden Joko Widodo pada perayaan ulang tahun ke-18 Metro TV di Grand Studio Metro TV, Kedoya, Jakarta Barat, tadi malam.
Jokowi memaparkan capaian selama empat tahun kinerja pemerintahan yang bekerja keras membangun fondasi baru ketika tidak bisa lagi bergantung pada sektor minerba, yang empat tahun lalu harganya anjlok di tengah lesunya perekonomian global.
“Indonesia perlu membangun fondasi baru ekonomi dengan beralih dari perilaku konsumtif menjadi produktif, efisien, dan kompetitif. Apa yang kita kerjakan hasilnya tidak instan. Itulah pil, tetapi memang harus diminum agar kita menjadi bangsa produktif, sehat, kompetitif, dan efisien. Apa yang telah kita kerjakan telah memperbaiki struktur fiskal,” kata Jokowi. Ia pun mencontohkan pemangkasan subsidi BBM untuk dialihkan ke sektor-sektor yang produktif seperti halnya infrastruktur.
“Subsidi BBM 82% justru dinikmati kalangan atas. Inilah yang pada 2014 kita pangkas, alihkan untuk bangun infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, bandara, dan tol. Dari sini kita mulai bangun pembangkit listrik dan orientasi kita tidak Jawa-sentris, melainkan Indonesia-sentris. Inilah perubahannya,” lanjut Jokowi.
Jokowi mengemukakan bisa saja pemerintah mengutamakan pembangunan di Jawa, tetapi itu tidak dilakukan.
“Kalau saya orang politik, yang bener ya bangun di Jawa saja karena penduduk di Jawa hampir 60%. Namun, kita memilih Indonesia-sentris untuk memunculkan sentra ekonomi baru, termasuk memangkas regulasi yang berbelit,” ujar Presiden.
Jokowi lalu merujuk bunga kredit usaha rakyat (KUR) yang dapat dipangkas dari 22,23% menjadi 7% sehingga dapat memberdayakan ekonomi rakyat karena tidak terbebani oleh bunga.
Tidak terkecuali pendirian bank wakaf mikro di 30-an pesantren menjadi salah satu langkah memberdayakan ekonomi umat.
Energi positif
Pun untuk menurunkan ketimpangan ekonomi rakyat, rasio Gini turun dari 0,41% menjadi 0,39%. Menurut Jokowi, prosesnya tidak cepat. Angka kemiskinan turun dari 11,2% menjadi satu digit, atau 9,8%, juga bukan perkara mudah.
“Kita memiliki Program Keluarga Harapan, ada KIS, KIP, dana desa selama empat tahun ini mencapai Rp187 triliun untuk membangun infrastruktur kecil di desa baik jalan, jembatan, irigasi, embung, posyandu, dan bumdes. Semuanya dibangun dari dana desa selama empat tahun dan alhamdulillah angka kemiskinan di desa turun,” tutur Presiden.
“Tahapan kedua pada 2019 ialah pembangunan SDM. Peningkatan SDM agar 260 juta penduduk menjadi kekuatan dan potensi. Ini proses panjang. Ke depan, revitalisasi vokasi, pendidikan vokasi, dan vocational training diperkuat dan diperbanyak sehingga pembangunan SDM benar-benar kelihatan seperti selama empat tahun ini kita membangun infrastruktur,” ungkap Jokowi.
Kepala Negara tidak lupa mengucapkan terima kasihnya kepada Metro TV karena telah menyampaikan fakta dan kritik kepada Kabinet Kerja.
“Semoga terus memberikan energi positif bagi bangsa dan mendewasakan rakyat dalam berpolitik. Menyampaikan fakta, kritik, dan masukan bagi kerja-kerja kabinet,” tandas Jokowi. (Pol/X-3)
Sumber: http://mediaindonesia.com/read/detail/200398-saatnya-jadi-bangsa-produktif